KEBAHASAAN
“KETERAMPILAN
BAHASA TERPADU DENGAN
FOKUS
MENULIS”
Dosen : Dema Tesniyadi,
M.Pd
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
9
1.
Diyan
Putri Utami (2227131312)
2.
Emilia
Oktafiani (2227131323)
3.
Husmilawati (2227130314)
KELAS :
3A/PGSD
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
2014
A.
Pengertian
Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
Kemampuan
menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Kemampuan itu bukan
dibawah sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tidak pembelajaran. Seseorang
yang telah mendapatkan pembelajaran menulis pun belum tentu memiliki kompetensi
menulis yang andal tanpa banyak latihan menulis. Siswa SD yang masuk sekolah diperkenalkan dengan bentuk
huruf-huruf. Oleh karena itu, pada hakikatnya huruf-huruf itu dibentuk oleh
garis-garis maka siswa diperkenalkan dan dilatih untuk membuat garis
putus-putus, garis lurus, garis lengkung, dan garis bulat yang merupakan dasar
untuk menulis sebuah huruf. Oleh karena itu, kalau kita perhatikan materi pokok
pada semester 1 SD kelas 1, yaitu minggu-minggu pertama masuk sekolah, mereka
dilatih untuk membuat garis-garis tersebut. Hal ini sesuai dengan materi
pembelajaran menulis pada semester 1 yaitu:
a. Garis
lurus
b. Garis
putus-putus
c. Garis
lengkung
d. Lingkaran
dan
e. Garis
pembentuk lingkaran
Jadi, dikelas 1
SD ini siswa diperkenalkan dengan membuat/menulis huruf-huruf atau alfabet dan merangkaikannya menjadi
kata-kata. Disamping itu siswa dibiasakan untuk menulis dengan sikap yang
benar, misalnya memegang dan menggunakan alat tulis (merupakan kompetensi dasar
menulis yang harus dikembangkan guru). Di SD kelas tinggi setelah siswa
menguasai teknik menuluis kata, kemudian dilanjutkan dengan latihan
merangkaikan kata-kata menjadi kalimat, dan kalimat-kalimat ini dirangkaikan
menjadi paragraf dan yang terakhir paragraf-paragraf disusun menjadi sebuah
wacana.
Menurut Pappas
(dalam Nurchasanah,1994) dalam pengajaran bahasa terpadu (termasuk menulis)
dilandasi oleh beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Anak-anak
adalah pembelajar yang konstruktif. Mereka terus menerus akan berpikir tentang dunia
mereka sebagai dasar apa yang mereka pelajari dan mereka susun.
2. Bahasa
adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam kehidupan sosial. Karena bahasa
digunakan untuk bermacam-macam tujuan maka makna tersebut diekspresikan dengan
cara yang bermacam-macam. Bahas tidak dapat dipahami, diinterprestasika, dan
dievaluasi tanpa dihubungkan dengan konteks sosial tempat bahasa itu digunakan.
Bahas dipelajari melalui penggunaan aktual. Pola-pola bahasa yang bervariasi
dipelajari dalam penggunaannya untuk berbagai tujuan dan berbagai konteks
sosial.
3. Anak-anak
pada dasarnya sudah mempunyai pengetahuan. Pengetahuan itu diorganisasikan dan
disusun melalui interaksi sosial. Pengetahuan itu secara tiba-tiba akan berubah
dalam kehidupanmereka dan dibangun dengan representasi mental yang didasarkan
atas pengalaman individual. Selanjutnya, pengetahuan itu selalu dimodifikasi
dan bersifat tentatif dan absolut dalam menyikapi objek. Karena anak-anak hidup
dalam lingkungan sosial maka mereka akan selalu menyikapi budaya yang ada
dilingkungannya dan keadaan sosial yang selalu berubah serta peristiwa-peristiwa
sejarah.
Aplikasi ketiga
prinsip diatas dalam pengajaran menulis, siswa perli dihadapkan dengan dunia
nyata yang ada dilingkungan sosialnya. Mereka perlu dilatih untuk berinteraksi
dengan kehidupan sosial mereka. Mereka perlu diberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan kehidupan nyata dengan bekal pengetahuan yang sudah mereka
miliki. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat menemukan masala yang akan
ditulisnya dan lingkungan sosial mereka sendiri dan dapat mengembangakan
masalah dan menata bahawa penulisan dengan kreativitas mereka sendiri. Tujuan
pengajaran menulis terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa
tulis sesuai denga konteks pemakaian bahasa yang wajar. Untuk mencapai tujuan
itu, pengajaran menulis bisa memadukan beberapa aspek pembelajaran bahasa baik
bersifat kebahasaan maupun keterampilan sebagai bahan ajarnya, misalnya--- coba
anda sebutkan!—ya, keterampilan menulis dipadukan dengan keterampilan
menyimak/mendengarkan, membaca, atau dipadukan dengan pembelajaran kebahasaan,
seperti kosakata, struktur, ejaan dan sebagainya.
Dalam proses
pembelajaran terpadu ini peran guru sangat besar. Guru harus mampu menciptakan
situasi belajar yang memungkinkan siswa aktif untuk berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa tulis. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa
indonesia denga fokus menulis adalah pembelajaran bahasa indonesia yang
dipusatkan atau bertumpu pada kegiatan latihan menulis. Kalau di SD kelas
rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-huruf dan merangkaikan
huruf-huruf itu menjadi kata, serta merangkaikan kata-kata itu menjadi kalimat
sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa tulis secara jelas.
B.
Tujuan
Pembelajaran Menulis di SD Kelas Rendah
Tujuan
pembelajaran menulis di SD kelas rendah ini dapat kita lihat pada Hasil Belajar
dan Kompetensi Dasar apa yang akan dikembangkan. Hasil Belajar dan Kompetensi
Dasar untuk menulis di SD kelas rendah ini dapat kita lihat pada modul 4 atau
langsung pada sumber utamanya, yaitu Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahas Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dalam modul 4
kita lihat belajar (yang pada hakikatnya merupakan tujuan pembelajaran) apa
yang akan dicapai sehubungan dengan keterampilan menulis di SD kelas rendah.
Ø Adapun
hasil belajar atau tujuan pembelajaran menulis yang ingin dicapai dikelas 1 SD
adalah:
a. Bersikap
dengan benar dalam menulis garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung,
lingkaran, dan garis pembentuk huruf.
b. Menjiplak
dan menebalakan (gambar, lingkaran, bentuk lurus).
c. Menyalin
(huruf, kata, kalimat, angka arab, kalimat atau beberapa kalimat).
d. Menulis
huruf, kata, dan kaliamat sederhana dengan huruf lepas.
e. Menulis
beberapa kalimat sederhana
(terdiri atas 3-5 kata) dengan huruf sambung
f. Menulis
kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung dan menuliskannya dengan
benar. Dan
g. Menulis
rapih kalimat dengan huruf sambung.
Ø Hasil
belajar atau tujuan pembelajaran menulis dikelas 2 adalah:
a. Menuliskan
pengalaman menggunakan kalimat sederhana dengan huruf sambung
b. Menuliskan
yang didiktekan guru dalam huruf sambung dengan benar(penggunaan ejaan dan
tanda baca)
c. Melengkapi
cerita dengan kata yang tepat
d. Menulis
karangan pendek tentang kegiatan anggota keluarga dan
e. Menulis
cerita sederhana tentang kesukaan dan ketidaksukaannya.
Ø Hasil
belajar atau tujuan pembelajaran menulis dikelas 3 adalah:
a. Menulis
karangan dari pikiran sendiri dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang
tepat
b. Menulis
karangan berdasarkan rangkaian gambar seri menggunakan kalimat yang makin
kompleks
c. Membuat
ringkasan dari teks narasi cerita dalam beberapa kalimat menggunakan kata-kata
sendiri
d. Menulis
petunjuk membuat mainan dan menjelaskan cara memainkannya.
Dalam praktiknya
pembelajaran menulis di SD kelas 1 guru SD tidak banyak mengalami kesulitan
karena siswa kelas 1 SD sebagian besar sudah dibekali dengan menulis dan
membaaca permulaan di Taman Kanak-Kanak.
C. Keterpaduan Keterampilan Berbahasa
dengan Fokus Menulis
Dalam proses komunikasi sesungguhnya
jarang sekali jenis keterampilan berbahasa digunakan secara terpisah dari
keterampilan jenis lainnya. Ketika berbicara, kita pun mulai menyiapkan diri
untuk mendengarkan tanggapan dari lawan bicara. Ketika menulis, tentu saja
secara simultan kita melakukan revisi jadi, dalam berkomunikasi, kita hampir
selalu menggunakan berbagai jenis keterampilan berbahasa secara tumpang
tindih atau secara terintegrasi (celce –murcia dan olshtain,2000:180). Dalam
praktek komunikasi yang sesungguhnya keterampilan menulis dapat di katakan
hampir selalu digunakan secara terpadu dengan jenis keterampilan berbahasa
lainya. Keteranpilan menulis dapat digunakan secara terpadu dengan keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca.
Dalam makalah ini kita akan mengkaji
jenis-jenis keterampilan berbahasa tersebut secara terpadu dengan fokus pada
keterampilan menulis. Dengan demikian, setelah membaca makalah ini, diharapkan
dapat menerapkan dan merancang pembelajaran, yaitu :
1. Keterampilan menyimak terpadu dengan
fokus menulis
2. Keterampilan berbicara terpadu
dengan fokus menulis
D.
Keterampilan Menyimak Terpadu Dengan
Fokus Menulis
1.
Mendengarkan Nyanyian dan Aktivitas Menulis
Nyanyian
yang merdu dapat menggugah perhatian siapa pun untuk mendengarkanya. Diantara
lagu – lagu yang kita dengar, ada yang menggugah perasaan kita. Perasaan yang
timbul itu berbeda-beda ketika kita mendengarkan lagu yang berbeda.
Perasaan yang muncul mungkin berupa rasa gembira, terharu, rindu atau justru
menimbulkan rasa sedih, jengkel bahkan marah. Sebagai contoh kalau kita
dengarkan lagu Tak Ada Yang Abadi dari Peterpan.
Perasaan
apa yang akan muncul dalam diri anda? apakah merasa sedih? Apakah justru merasa
senang?
Lagu
Tak ada yang abadi bukan hanya enak di dengar, tetapi juga mengandung
nilai-nilai luhur kemanusiaan, keindahan, kasih sayang, dan nilai-nilai
keimanan. Apabila nyanyian itu kita dengar setelah melihat di televisi atau
mendengar di radio berita tentang musibah atau bencana yang menimpa
saudara-saudara kita, seperti kejadian tsunami Aceh, gempa Jogjakarta
dll. Kita merasa manusia tidak berdaya melawan kehendak Allah SWT, kita di
sadarkan bahwa semuanya tak ada yang abadi, dan dorongan untuk tetap tegar
menjalani kehidupan.
Selain
itu, lagu tersebut mungkin pula mencuatkan ide untuk membuat puisi, cerita
pendek, ataupun artikel kerohanian. Ide menulis apa pun yang muncul
merupakan evident (bukti) bahwa ada kaitan antara mendengarkan
dengan menulis.
Sebagai
penuntun dalam menulis kembali nyanyian menjadi sebuah esai, kita dapat
menggunakan beberapa penuntun dengan menggunakan beberapa pertanyaan berikut.
(1) Peristiwa apa yang terjadi?
(2) Siapa yang mengalaminya?
(3) Makna apa yang ingin di sampaikan
oleh pencipta lagu (penyanyi) apabila peristiwa itu di kaitkan dengan peristiwa
yang relevan?
(4) Bagaimana sikap pencipta lagu
(penyanyi) ?
(5) Bagaimana sikap anda sendiri?
(6) Bagaimana sikap masyarakat di
sekitar anda?
Setelah
kita menceritakan kembali dan mengomentari isi lagu Tak ada yang abadi. ide-ide
akan bermunculan, mungkin ide itu antara lain mengenai pentingnya pendidikan
keimanan/keagamaan bagi keluarga dan masyarakat luas, pentingnya rasa empati
dan simpati terhadap pihak-pihak yang terkena musibah.
2.
Mendengarkan Cerita Dan Aktivitas Menulis
Ketika mendengarkan dongeng Malin
Kundang ‘si Anak Durhaka’ pada waktu masih kanak-kanak. Dongeng tersebut pada
mulanya dituturkan oleh orang tua kepada anaknya menjelang tidur. Saat ini,
dongeng yang di dengarkan oleh anak-anak “zaman dahulu” berulang-ulang
menjelang tidur kini di tulis dan di sajikan dalam buku-buku kumpulan dongeng.
Tidak hanya itu, dongeng itu telah ditulis dalam wujud script film
oleh Zettira ZR dan telah di tayangkan oleh sebuah stasiun telivisi (Kompas
16 Januari 2005). Hal ini merupakan bukti bahwa aktivitas menulis ada
kaitannya dengan aktivitas mendengar.
3.
Mendengarkan Dialog Mengenai Suatu Topik Dan Aktivitas
Menulis
Di suatu malam, ketika anda duduk di
depan televisi. Ada sebuah dialog yang menarik perhatian anda. Topik itu adalah
Perlu Tidaknya Pelajaran Agama Disajikan di Sekolah.
Tentu saja terjadi pro dan kontra
dalam dialog itu karena stasiun televisi itu sengaja memilih pembicaranya dari
kalangan yang berbeda, yang pro dan yang kontra dengan perlu tidaknya pelajaran
agama di sekolah. Setelah anda mendengarkan dialog/ debat tersebut selama satu
jam anda akan memposisikan diri pada pihak yang pro maupun yang kontra terhadap
penyajian pendidikan agama di sekolah. Pikiran-pikiran itu akan semakin jelas
setelah anda tuangkan secara tertulis pada lembaran kertas.
Pikiran-pikiran anda yang telah
dituangkan secara tertulis dalam lembaran kertas itu dapat di urutkan secara
logis, diperbaiki kalimatnya, dipilih kata-kata yang lebih tepat, dilengkapi dengan
beberapa hasil penelitian, teori atau sekedar pengelaman-pengalaman individu
dan masyarakat. Tulisan itu dapat pula di rangkai menurut format yang di
tawarkan oleh jurnak-jurnal ilmiah, antara lain di mulai dengan pendahuluan
(latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode), kemudian diikuti dengan
pemaparan isi dan pembahasan selanjutnya di akhiri dengan suatu kesimpulan dan
saran atau sekedar penutup, serta dilekapi dengan daftar pustaka.
4.
Menulis Catatan Dari Suatu Kuliah Atau Diskusi
Ketika mengikuti suatu tutorial atau
kuliah, anda perlu membuat catatan-catatan. Anda pasti tidak dapat menulis
secepat dosen berbicara, maka dari itu diperlukan adanya strategi dalam menulis
catatan kuliah. Pertama, kita harus berkosentrasi mendengarkan materi
kuliah atau tutorial agar kita dapat menangkap seluruh materi yang di
sampaikan. Kedua, kita hanya perlu mencatat materi-materi penting dalam
kata-kata kunci atau frase-frase. Ketiga, catatan hanya kata-kata kunci
atau frase-frase tersebut dikembangkan menjadi catatan kuliah yang lengkap.
Catatan materi kuliah atau tutorial
yang di wujudkan dalam kata-kata kunci atau frase-frase hendaknya segera
dikembangkan menjadi sebuah catatan kuliah yang lengkap segerea setelah selesai
kuliah.langkah-langkah yang dapat di tempuh adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi catatan kuliah melalui
rekontruksi terhadap materi kuliah yang masih tersimpan dalam ingatan kita.
2. Mempertajam pemahaman mengenai
meteri perkuliahan melalui diskusi kelompok. Catatan yang telah di buat
menjadi bahan diskusi.
E. Keterpaduan Keterampilan Bicara dengan Fokus Menulis
1. Berdiskusi dan Aktivitas Menulis
Berdiskusi yang dimaksud disini bukan berupa seminar, simposium, dan rapat yang memerlukan penulisan makalah atau rencana rapat terlebih dahulu. Berdiskusi yang dimaksudkan disini termasuk pula suatu diskusi kelompok yang diadakan dengan tujuan mempertajam isi suatu tulisan yang sedang dikerjakan.
Seorang penulis dapat mengomunikasikan rencana awal suatu tulisan atau sebuah tulisan utuh dalam suatu diskusi guna mendapatkan masukan-masukan dari para anggota yang terlibat dalam sebuah diskusi tersebut.
Dalam diskusi kelompok yang diselenggarakan seperti yang dimaksudkan diatas, penulis perlu mengemukakan rencana tulisannya atau tulisannya secara utuh kepada peserta diskusi. Setelah itu, penulis itu siap menerima masukan dan kritikan yang membangun dari peserta diskusi. Aktivitas diskusi kelompok yang di selenggarakan guna mendapat masukan-masukan dari peserta diskusi sama fungsinya dengan seminar proposal yang diikuti oleh para mahasiswa guna mendapat masukan dari konsultan/ pembimbing/ promotor untuk menyempurnakan proposal.
Ada pula proposal penelitian yang ditulis dengan maksud mendapatkan dukungan dana dari pihak-pihak tertentu. Proposal seperti ini disampaikan dalam suatu seminar yang di hadiri oleh calon penyumbang dana.
Dari uraian diatas nampak sekali bahwa adakalanya kita perlu menulis untuk berdiskusi dan kadang-kadang kita perlu berdiskusi untuk menulis dengan baik.
2.
Melakukan Wawancara Dan
Laporan
Sebelum
wawacara di lakukan, kita perlu menulis pedoman wawancara, yaitu berupa sebuah
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kemudian, kita perli mencatat hasil
wawancara dan menulis suatu laporan.
Pemilihan
orang-orang dam aspek-aspek yang akan di wawancarai hendaknya dikaitkan dengan
topik dan tujuan tulisan. Misalnya, kita akan akan menulis tentang reaksi
para ibu rumah tangga terhadap kenaikan harga gas maka yang harus
diwawancarai adalah para ibu rumah tangga di berbgai lokasi dan berasal
dari bebagai strata sosial.
Dalam
belajar menulis persiapan wawancara hendaknya memulai dari yang sederhana, baik
topik maupun pertanyaan yang akan di ajukan. Ketika wawancara berlangsung, pewawancara dapat merekam hasil wawancara
atau mencatatnya,kemudian setelah selesai tulislah sebuah laporan tentang hasil
wawancara. Dalam pembuatan laporan,
anda harus beljar mengorganisasikan karangan ekspositoris atau naratif. Latihan
yang harus di lakukan meliputi menulis kalimat atau paragraf pengantar,
paragaraf isi, dan kalimat atau paragraf penutup.
3.
Bercerita Mengenai
Pengalaman Pribadi
Ide menulis sesuatu dapat muncul setelah
kita bercerita tentang pengalaman probadi kita kepada orang lain secara lisan.
Kemunculan ide tersebut dapat diikuti dengan perencanaan secara tertulis. Ide
dan perencanaan dalam menulis ddapat berasal dari suatu aktivitas yang bersifat
kolaboratif (kerja sama) antara dua orang atau lebih.
Di dalam bercerita bukan hanya terdapat
aktifitas menulis dan berbicara, melainkan juga ada aktifitas mendengarkan. Hal
ini merupakan bukti bahwa beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan
secara bergantian atau terintegrasi dalam sebuah komunikasi sesungguhnya.
4.
Berpidato Dan Aktivitas
Menulis
Sebelum menulis suatu naskah pidato,
anda harus mengetahui situasi/tempat berpidato dan siapa saja yang akan hadir.
Kemudian berlatih menuliskan sebuah pidato sederhana.
Sebuah naskah pidato terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu pembukaan, isi pidato, dan penutup. Pada bagian pembukaan
berisi salam, menyapa hadirin, dan mengemukakan topik pembicaraan, barulah
disampaikan isi pidato dengan urutan nyang baik. Urutan yang baik dapat berupa
urutan kronologis atau berupa rangkaian peristiwa, urutan sebab akibat,
akibat sebab, atau gabungan dari beberapa cara penyajian itu. Kemudian pidato
ditutup dengan salam.
Dalam menyampaikan pidato perhatikan
pemakaian intonasi dan tekanan suara, gerak-gerik tubuh, dan kontak mata dengan
pendengar.
F. Keterpaduan Keterampilan Membaca dengan Fokus menulis
Ketika kita menulis sesuatu, sebetulnya sekaligus juga membaca sesuatu yang ditulis walau kegiatan membaca yang di lakukan tidaklah secara intensif. Baru kemudian, ketika ingin memeriksa hasil tulisan, kita melakukan aktifitas membaca dengan serius. Lalu , mungkin kita menemukan struktur kalimat atau kata yang tepat sehingga perlu mencoretnya dan menulis kembali dengan menggunakan kalimat atau kata yang lebih tepat.
Dalam kehidupan yang modern sekarang ini, melalui sarana internet dan juga telepon genggam, kita dapat berkomunikasi menggunakan tulisan dengan teman, keluarga, dan relasi kerja dengan cepat (dalam waktu real time), seperti kita bertelepon. Kita membaca pesan yang di sampaikan secara tertulis melalui surat elektronik (email) atau fasilitas chatting di internet dari berbagai belahan dunia, kemudian kita pun dapat segera menulis balasannya dengan mengirimkan melalui fasilitas yang tersedia. Disaat lain, kita mungkin perlu membaca sebuah pengumuman, membaca makalah, buku-buku sambil membuat catatan yang perlu. Jadi, tampak jelas bahwa seringkali kita melakukan aktifitas membaca dan menulis secera serentak atau secara bergantian.
Aktifitas membaca dapat meningkatkan kemampuan menulis, kontribusi aktifitas membaca terhadap kegiatan belajar menulis dapat diduga, antara lain berikut:
1. Penguasaan kata-kata dan
istilah-istilah baru, kalimat, dan pemakaian ejaan ketika belajar membaca akan
memberi sumbangan positif dalam menulis.
2. Organisasi bahan bacaan dapat
menjadi contoh dalam penorganisasian tulisan dalam menulis.
3. Dalam menulis tingkat lanjut,
informasi yang di peroleh dalam bacaan dapat menjadi sumber ide atau sumber
data bagi tulisan yang akan disusun.
Contoh-contoh
aktivitas membaca yang dapat dikaitkan dengan latihan menulis yaitu:
1.
Membaca cerita/ dongeng
dan aktifitas menulis
Selesai
membaca cerita/ dongeng anda dapat melakukan aktivitas latihan menulis yang
bervariasi,misalnya :
a) Menuliskan nama-nama tokoh dalam
cerita dan memberi komentar secara tertulis trhadap karakter tokoh.
b) Melengkapi bagian akhir cerita yang
sedang dibaca
c) Menulis kembali cerita dengan
menggunakan kalimat dan pilihan kata sendiri.
d) Menulis pernyataan rasa suka dan
tidak suka terhadap tokoh-tokoh atau jalan cerita besrta alasan-alasannya.
2.
Membaca puisi dan
aktivitas menulis
Kita
dapat berlatih menulis dalam kaitan dengan aktifitas membaca puisi yang anda
sukai. Dalam hal ini setelah kita selesai membaca puisi, ceritakan isi puisi
itu secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan kata lain,
kita ubah sebuah puisi menjadi sebuah prosa. Kita juga dapat melanjutkan
latihan menulis dalam wujud menuliskan perasaan kita terhadap puisi tersebut.
Latihan ini akan membuat kita memperoleh keterampilan membuat resensi.
Setelah
anda melakukan aktifitas diatas, anda juga dapat menuangkan perasaan
kedalam bentuk puisi,
3.
Membaca dan menulis
petunjuk, pengumuman, poster, iklan, dan surat
Kita
dapat belajar dan berlatih menulis petunjuk, pengumuman, poster dan surat
dengan cara membaca jenis-jenis tulisan itu terlebih dahulu. Misalnya pada
surat dinas, surat dinas terdiri atas unsur hal, nomor, tanggal, alamat yang
dituju, pembuka surat, isi surat, dan penutup surat. Pelajari juga tata
letaknya. Misalnya hal dan nomor surat letaknya di sudut kiri
atas kertas.
4.
Menulis rangkuman
bacaan
Dalam membuat ringkasan, pertama kita
cari gagasan utama atau tema setiap paragraf dari suatu bahan bacaan.
Selanjutnya kita memberi tanda-tanda serta catatan sehubungan dengan gagasan
pokok bacaaan tersebut. Terakhir, barulah kita menulis ringkasan bahan bacaan
yang dimaksud dengan berpedoman pada tanda-tanda dan catatan yang telah dibuat.
DAFTAR
PUSTAKA
Solchan, T. W, dkk. 2011. Pendidikan
Bahasa Indonesia di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar